Jejak

Dedaunan itu laksana aksara yang melambai-lambai dalam deru angin yang berharap kau rangkai lalu kau eja, dedaunan itu tak rela berguguran demi sempurna lafalnya, agar setidaknya kau rela suntuki seluruh ranting, memahami firasat, tentang sebuah rindu yang membeku, yang bahkan setetes embun cinta tak ingin mengaliri, hingga saat engkaupun enyah, menolehpun tiada, dedaunan di ranting terpatahkan, bukan sebab dahan terlalu rapuh, namun ia rela angin menghunusnya dan ia harus menerima saat menjadi yang terlupakan..

Satu respons untuk ā€œJejakā€

Add yours

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑